Protein Eceng Gondok
Sunday, 1 February 2015
Edit
Eceng gondok atau enceng gondok ini memiliki nama latin Eichhornia crassipes yang merupakan famili dari Pontederiaceae adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Tanaman ini paling suka hidup di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Kemampuannya yang mudah beradaptasi pada perubahan ekstrim dari ketinggian air, arus air, perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air membuat pertumbuhan tanaman ini sangat cepat. Tumbuhan ini akan sangat cepat tumbuh jika musim hujan datang, karena pada saat musim hujan volume air bertambah sehingga tingginya kandungan garam dalam air yang dapat menghambat pertumbuhan enceng gondok akan berkurang.
Tanaman enceng gondok ini merupakan tanaman pengganggu (gulma) air yang sering bikin gondok para petani, karena tumbuh di sawah berebut unsur hara dengan tanaman budidaya (padi).
Juga sering bikin jengkel petugas ulu-ulu karena menjadi biang mampet saluran air dan pendangkalan.
Namun, dibalik segala dampak negatif yang ditimbulkan, enceng gondok memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Berikut manfaat enceng gondok, diantaranya :
1. Sebagai Bahan Pembuatan Biogas
Tidak hanya kotoran sapi atau manusia, eceng gondok ternyata juga bisa dijadikan bahan untuk pembuatan biogas. Proses pembuatannya pun sangat mudah dan tidak menimbulkan bau apa pun, tak seperti biogas dari kotoran makhluk hidup.
Yang perlu disiapkan adalah drum bekas yang telah dimodifikasi.
Selain itu, kita perlu pipa pengalir dan kantong plastik/drum untuk menampung gas hasil dari eceng gondok yang dibusukkan. Langkah-langkahnya sebagai berikut.1. Eceng gondok dicacah kecil sekitar 1 sentimeter, lalu dimasukkan ke dalam drum modifikasi, dan ditambahkan air. Takarannya 1 : 1.2. Setelah dirasa cukup, diamkan selama seminggu. Lalu, buka keran yang ada di atas drum modifikasi untuk mengeluarkan oksigen.Untuk mengetes apakah ada gas atau tidak, nyalakan korek api di dekat keran. Jika menyala, segera salurkan gas tersebut ke plastik/drum penampung gas. Dari penampung inilah gas dapat disalurkan ke kompor. Kita pun siap menggunakannya untuk memasak.Guna menambah kekuatan semburan gas, kita dapat meletakkan batu atau kayu di atas penampung gas untuk menekannya.
Besaran gas bergantung pada seberapa besar jumlah eceng gondok yang kita masukkan. Sebagai gambaran, eceng gondok seberat 200 kilogram dapat menghasilkan biogas cukup untuk seminggu dengan pemakaian 1,5 jam per hari. Selain lebih irit ongkos, biogas dari eceng gondok juga aman karena kemungkinan kebocoran gasnya sangat kecil.
2. Sebagai Pakan Ternak
Jika untuk pakan ternak, eceng gondok harus diolah terlebih dahulu karena tingginya kandungan serat kasar. Salah satu teknik pengolahannya melalui teknologi fermentasi. Pada proses ini, eceng gondok diolah menjadi tepung, lalu difermentasi secara padat dengan menggunakan campuran mineral dan mikroba Trichoderma harzianum yang dilakukan selama empat hari pada suhu ruang.Proses fermentasi ini mampu meningkatkan nilai gizi yang terkandung dalam eceng gondok.
Protein kasar meningkat sebesar 61,81 persen (6,31 ke 10,21 persen) dan serat kasar turun 18 persen (dari 26,61 ke 21,82 persen). Jika diberi makan pada ayam, eceng gondok fermentasi ini tidak menimbulkan pengaruh yang berbeda secara nyata terhadap konsumsi, bobot hidup, konversi pakan, persentase karkas, lemak abdomen, dan bobot organ pencernaan, meski terdapat kecenderungan penurunan nilai gizi pada peningkatan produk fermentasi eceng gondok. Karena itu, eceng gondok fermentasi dapat dicampurkan sampai tingkat 15 persen dalam ransum ayam pedaging.
3. Sebagai Bahan Kerajinan Tangan
Eceng gondok bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan . Tapi pembuatannya butuh proses yang agak lama.1. Pisahkan pangkal tangkai eceng gondok, lalu keringkan sekitar dua minggu.Setelah eceng gondok mengering, bentuk kepangan panjang.Eceng gondok pun siap dianyam menjadi barang yang diinginkan, mulai dari pot bunga, tempat sampah, kotak tisu, tas, topi, perlengkapan dapur, hingga furnitur.
Untuk lebih meningkatkan daya tarik, hasil anyaman bisa dicat atau dipernis.
4. Sebagai Penyerap Logam-logam berat
Ternyata enceng gondok mampu menyerap cemaran logam-logam berat di perairan yang dapat membahayakan manusia. Jika kita mengknsumsi ikan air tawar yang hidup di air dicemari logam berat, maka akumulasi logam berat di tubuh manusia, dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti penyakit minamata, bibir sumbing, kerusakan susunan saraf, dan cacat pada bayi.Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen.
Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida, contohnya residu 2.4-D dan paraquat.Pada percobaan Chossi dan Husin (1977) diketahui eceng gondok mampu menyerap residu dari larutan yang mengandung 0,50 ppm 2.4-D sebanyak 0,296 ppm dan 2,00 ppm 2.4-D sebanyak 0,830 ppm dalam waktu 96 jam.
Berkat temuan-temuan itu, kini enceng gondok yang mulanya sebagai tanaman pengganggu perairan beralih peran sebagai tanaman pembersih perairan. Kini enceng gondok mulai dibiarkan tumbuh di daerah perairan hanya saja perlu pengawasan agar pertumbuhan enceng gondok yang begitu pesat dapat dikendalikan sehingga tidak terjadi pendangkalan.
Saatnya hati membenarkan bahwa tiada sesuatu yang sia-sia diciptakan oleh Tuhan dan kini, dari sekian banyak manfaat yang telah Ia sediakan, saatnya giliran kita untuk berpikir dan segera bertindak untuk mengambil manfaatnya.