AC Low watt dan Inverter Lebih Hemat Mana?
Saturday, 28 March 2015
Edit
Pemakaian penyejuk udara (air conditioner/AC) di Indonesia masih terbatas. Dari 100 keluarga diperkirakan baru tujuh yang menggunakan AC. Penyebabnya, selain harganya masih cukup mahal, konsumsi listriknya juga tinggi. AC berkapasitas 1 PK saja tarikan listrik pertamanya rata-rata 800 watt. Padahal tidak semua rumah memiliki daya listrik besar.
Belakangan produsen AC mencoba mengatasi kendala itu dengan melansir AC low wattage alias AC berdaya listrik rendah. Yang melansirnya antara lain Sharp, Panasonic, Haier, dan Samsung. Konsumsi listrik AC low wattage hanya separuh dari AC biasa. Konsumsi AC Sharp misalnya, hanya 330 watt, Samsung 390 watt, dan Panasonic bisa sampai 175 watt.
Supaya konsumsi listriknya rendah, AC-AC itu dilengkapi teknologi yang disebut inverter. Yakni sejenis sirkuit konversi daya untuk mengontrol arus listrik, voltase, dan frekwensi sebuah alat. “Inventer mampu mengontrol kekuatan pendinginan,” kata Togar R. Lumbantoruan, Home Appliances Manager PT Panasonic Gobel Indonesia.
Contohnya AC Panasonic CS-S12GKP. AC tipe ini jika dinyalakan dan sudah mencapai suhu yang diinginkan tidak langsung mati. Berbeda dengan AC noninverter, AC akan mati jika suhu ruangan sudah dingin dan hidup lagi ketika ruangan berkurang tingkat kesejukannya.
AC low wattage dari Panasonic kebutuhan listriknya 175 watt – 1140 watt. Ketika AC bekerja untuk mencapai suhu yang diinginkan konsumsi listriknya besar. Begitu suhu tersebut tercapai, konsumsi listriknya akan turun. “Putaran motor dalam AC akan berangsur pelan menyesuaikan dengan suhu ruangan sehingga energi yang dibutuhkan sedikit,” jelasnya.
Mirip inverter
Samsung low wattage tidak menggunakan inverter tapi hanya mengadopsi teknologi mirip inverter yang dinamakan good mode sleep. AC ini mampu menjaga temperatur ruangan lebih stabil, suhu tidak naik atau turun mendadak. “Tidur bisa pulas karena orang tidak merasakan kepanasan atau kedinginan,” terang Christien Yulianti, Product Marketer CE Product PT Samsung Electronic Indonesia. Karena itu AC ini cocok untuk orang yang pola tidurnya bermasalah karena suhu ruangan.
Untuk rumah dengan daya listrik hanya 900 watt silakan menggunakan Sharp Sayonara Panas yang hanya butuh listrik 330 – 130 watt. Sayonara bisa beroperasi dalam tegangan rendah dengan mengandalkan kapasitor mirip inverter guna menampung listrik. Bila tegangan turun, AC memanfaatkan listrik di dalam kapasitor.
Sharp mengeluarkan dua tipe low wattage, AP5HHL dan AH-AP5HML. Sama seperti produk AC Sharp lain, Sayonara Panas dilengkapi plasmacluster generasi keenam yang daya hembusnya diklaim 15 kali lebih kuat. Tipe pertama dilengkapi air purifying filter dan 4 way auto air swing yang memungkinkan angin menyebar ke atas, bawah, kiri dan kanan. “AC ini cocok untuk rumah dengan daya listrik 900 watt, tidak perlu menambah daya lagi,” ujar Hendy Setiawan Product Assistant Manager PT Sharp Electronics. Amalia M Roozanty
Seberapa Hemat Sih?
AC low wattage diklaim bisa menghemat biaya 30-50 persen dibanding AC biasa. Begini contoh perhitungannya. AC inverter (besaran kecepatan pendingin) 4275 kwh/hari x 30 hari x Rp500/kwh = Rp63.113 perbulan. Sementara AC noninverter atau AC biasa, 8941 kwh/hari x 30 hari x Rp500/kwh = Rp134.123 per bulan. Ada selisih Rp71.010 per bulan atau lebih hemat biaya 52 persen.
Tapi menurut Togar, dalam setahun besaran rupiah yang dikeluarkan untuk kedua jenis AC itu sebenarnya sama saja. AC inverter lebih irit biaya operasional, tapi harga belinya lebih mahal dibanding AC noninverter. Misalnya, Sayonara Panas ukuran ½ PK dibanderol Rp3,1 juta – Rp3,5 juta/unit. “Sebandinglah dengan value added yang ditawarkan,” tambah Hendry.
Selain teknologi mutakhir seperti inverter, untuk mengetahui sebuah AC hemat energi atau tidak, lihat satuan EER (energy eficiency ratio)-nya. EER adalah perbandingan antara kecepatan pendinginan atau BTU (british thermal units) dan daya listrik yang digunakan. Misalnya, BTU AC 1 PK sebesar 9040 : 800 watt akan menghasilkan EER 11,3. Makin tinggi angka EER berarti makin kecil energi yang digunakan alias hemat energi.
Menurut Christien, EER 11 sudah tergolong hemat energi dan efisien. Ia mengakui kebanyakan konsumen kurang memperhatikan soal ini. Biasanya yang ditanyakan hanya besaran watt-nya. “Padahal dengan watt kecil pendinginan belum tentu maksimal,” katanya.
Karena itu kalau malas bertanya, perhatikan spesifikasi produk yang tertera di brosur. Lihat berapa BTU-nya, ukuran, fitur, dan keunggulan lain. Pada AC berukuran ½ PK misalnya, jumlah BTU yang seharusnya 5000 sering dikurangi menjadi 4500 sehingga menjadi tidak efisien. Cara lain pilih AC yang sudah populer dan banyak dipakai karena biasanya spesifikasinya lebih baik.
Sumber : http://www.housing-estate.com/
AC Low Watt
Daya listrik pada AC sebagian besar dikonsumsi oleh kompresor. Teknologi watt kecil menggunakan kompresor yang lebih kecil, sehingga daya listrik lebih kecil. Dan untuk mencapai kemampuan memindahkan panas yang sama (mis : 1 pk = 9000 BTU/hour), salah satu diantaranya adalah dengan memperkuat kipas angin di outdoor unit.
Jika volume udara yang ditiup lebih banyak, maka panas yang dibuang juga lebih banyak.
AC konvensional 1 pk pada umumnya memerlukan daya 800 – 880 watt.
Kini bahkan merk merk dari negara Panda pun (GREE, Chang Hong) ikut meramaikan pasar AC Low Wattage. Dibandingkan AC konvensional, type Low Wattage lebih hemat listrik ± 20% dengan catatan, ada hal-hal yang harus diperhatikan :
o Instalasi pipa AC yang menghubungkan unit indoor dan outdoor < 10 mtr
o Selisih ketinggian antara unit outdoor dan indoor < 3 mtr
o Outdoor lebih berisik
o Laju pendinginan saat pertama dinyalakan lebih lambat
AC Inverter
Teknologi inverter sendiri sudah umum dipakai industri dalam proses produksi dengan tujuan “lebih cepat, lebih hemat dan lebih akurat” (tapi tentu saja harga lebih mahal).
3 (+1) Kelebihan tersebut juga berlaku pada AC inverter.
Bagaimana AC inverter bekerja?
AC inverter seperti AC Daikin menggunakan kompresor dengan arus DC (Direct Current: arus searah), seperti arus listrik yang dihasilkan oleh batu baterai. Berbeda dengan kompresor dengan arus AC (Alternating Current: arus bolak balik) yang mempunyai kecepatan putaran motor yang konstant, motor DC kompresor mempunyai kecepatan putaran yang dapat diatur oleh seberapa besar arus listrik yang diberikan.
Bayangkan mobil mainan, dengan baterai baru (arus listriknya kuat) akan ngebut, sementara jika baterainya sudah soak (arus listriknya lemah) jadi pelan.
Kata kunci yang kedua adalah regulasi (pengaturan), yaitu mengatur berapa arus listrik yang diberikan kepada kompresor.
Belakangan produsen AC mencoba mengatasi kendala itu dengan melansir AC low wattage alias AC berdaya listrik rendah. Yang melansirnya antara lain Sharp, Panasonic, Haier, dan Samsung. Konsumsi listrik AC low wattage hanya separuh dari AC biasa. Konsumsi AC Sharp misalnya, hanya 330 watt, Samsung 390 watt, dan Panasonic bisa sampai 175 watt.
Supaya konsumsi listriknya rendah, AC-AC itu dilengkapi teknologi yang disebut inverter. Yakni sejenis sirkuit konversi daya untuk mengontrol arus listrik, voltase, dan frekwensi sebuah alat. “Inventer mampu mengontrol kekuatan pendinginan,” kata Togar R. Lumbantoruan, Home Appliances Manager PT Panasonic Gobel Indonesia.
Contohnya AC Panasonic CS-S12GKP. AC tipe ini jika dinyalakan dan sudah mencapai suhu yang diinginkan tidak langsung mati. Berbeda dengan AC noninverter, AC akan mati jika suhu ruangan sudah dingin dan hidup lagi ketika ruangan berkurang tingkat kesejukannya.
AC low wattage dari Panasonic kebutuhan listriknya 175 watt – 1140 watt. Ketika AC bekerja untuk mencapai suhu yang diinginkan konsumsi listriknya besar. Begitu suhu tersebut tercapai, konsumsi listriknya akan turun. “Putaran motor dalam AC akan berangsur pelan menyesuaikan dengan suhu ruangan sehingga energi yang dibutuhkan sedikit,” jelasnya.
Mirip inverter
Samsung low wattage tidak menggunakan inverter tapi hanya mengadopsi teknologi mirip inverter yang dinamakan good mode sleep. AC ini mampu menjaga temperatur ruangan lebih stabil, suhu tidak naik atau turun mendadak. “Tidur bisa pulas karena orang tidak merasakan kepanasan atau kedinginan,” terang Christien Yulianti, Product Marketer CE Product PT Samsung Electronic Indonesia. Karena itu AC ini cocok untuk orang yang pola tidurnya bermasalah karena suhu ruangan.
Untuk rumah dengan daya listrik hanya 900 watt silakan menggunakan Sharp Sayonara Panas yang hanya butuh listrik 330 – 130 watt. Sayonara bisa beroperasi dalam tegangan rendah dengan mengandalkan kapasitor mirip inverter guna menampung listrik. Bila tegangan turun, AC memanfaatkan listrik di dalam kapasitor.
Sharp mengeluarkan dua tipe low wattage, AP5HHL dan AH-AP5HML. Sama seperti produk AC Sharp lain, Sayonara Panas dilengkapi plasmacluster generasi keenam yang daya hembusnya diklaim 15 kali lebih kuat. Tipe pertama dilengkapi air purifying filter dan 4 way auto air swing yang memungkinkan angin menyebar ke atas, bawah, kiri dan kanan. “AC ini cocok untuk rumah dengan daya listrik 900 watt, tidak perlu menambah daya lagi,” ujar Hendy Setiawan Product Assistant Manager PT Sharp Electronics. Amalia M Roozanty
Seberapa Hemat Sih?
AC low wattage diklaim bisa menghemat biaya 30-50 persen dibanding AC biasa. Begini contoh perhitungannya. AC inverter (besaran kecepatan pendingin) 4275 kwh/hari x 30 hari x Rp500/kwh = Rp63.113 perbulan. Sementara AC noninverter atau AC biasa, 8941 kwh/hari x 30 hari x Rp500/kwh = Rp134.123 per bulan. Ada selisih Rp71.010 per bulan atau lebih hemat biaya 52 persen.
Tapi menurut Togar, dalam setahun besaran rupiah yang dikeluarkan untuk kedua jenis AC itu sebenarnya sama saja. AC inverter lebih irit biaya operasional, tapi harga belinya lebih mahal dibanding AC noninverter. Misalnya, Sayonara Panas ukuran ½ PK dibanderol Rp3,1 juta – Rp3,5 juta/unit. “Sebandinglah dengan value added yang ditawarkan,” tambah Hendry.
Selain teknologi mutakhir seperti inverter, untuk mengetahui sebuah AC hemat energi atau tidak, lihat satuan EER (energy eficiency ratio)-nya. EER adalah perbandingan antara kecepatan pendinginan atau BTU (british thermal units) dan daya listrik yang digunakan. Misalnya, BTU AC 1 PK sebesar 9040 : 800 watt akan menghasilkan EER 11,3. Makin tinggi angka EER berarti makin kecil energi yang digunakan alias hemat energi.
Menurut Christien, EER 11 sudah tergolong hemat energi dan efisien. Ia mengakui kebanyakan konsumen kurang memperhatikan soal ini. Biasanya yang ditanyakan hanya besaran watt-nya. “Padahal dengan watt kecil pendinginan belum tentu maksimal,” katanya.
Karena itu kalau malas bertanya, perhatikan spesifikasi produk yang tertera di brosur. Lihat berapa BTU-nya, ukuran, fitur, dan keunggulan lain. Pada AC berukuran ½ PK misalnya, jumlah BTU yang seharusnya 5000 sering dikurangi menjadi 4500 sehingga menjadi tidak efisien. Cara lain pilih AC yang sudah populer dan banyak dipakai karena biasanya spesifikasinya lebih baik.
Sumber : http://www.housing-estate.com/
AC Low Watt
AC Low Watt |
Daya listrik pada AC sebagian besar dikonsumsi oleh kompresor. Teknologi watt kecil menggunakan kompresor yang lebih kecil, sehingga daya listrik lebih kecil. Dan untuk mencapai kemampuan memindahkan panas yang sama (mis : 1 pk = 9000 BTU/hour), salah satu diantaranya adalah dengan memperkuat kipas angin di outdoor unit.
Jika volume udara yang ditiup lebih banyak, maka panas yang dibuang juga lebih banyak.
AC konvensional 1 pk pada umumnya memerlukan daya 800 – 880 watt.
Kini bahkan merk merk dari negara Panda pun (GREE, Chang Hong) ikut meramaikan pasar AC Low Wattage. Dibandingkan AC konvensional, type Low Wattage lebih hemat listrik ± 20% dengan catatan, ada hal-hal yang harus diperhatikan :
o Instalasi pipa AC yang menghubungkan unit indoor dan outdoor < 10 mtr
o Selisih ketinggian antara unit outdoor dan indoor < 3 mtr
o Outdoor lebih berisik
o Laju pendinginan saat pertama dinyalakan lebih lambat
AC Inverter
AC Inverter |
Teknologi inverter sendiri sudah umum dipakai industri dalam proses produksi dengan tujuan “lebih cepat, lebih hemat dan lebih akurat” (tapi tentu saja harga lebih mahal).
3 (+1) Kelebihan tersebut juga berlaku pada AC inverter.
Bagaimana AC inverter bekerja?
AC inverter seperti AC Daikin menggunakan kompresor dengan arus DC (Direct Current: arus searah), seperti arus listrik yang dihasilkan oleh batu baterai. Berbeda dengan kompresor dengan arus AC (Alternating Current: arus bolak balik) yang mempunyai kecepatan putaran motor yang konstant, motor DC kompresor mempunyai kecepatan putaran yang dapat diatur oleh seberapa besar arus listrik yang diberikan.
Bayangkan mobil mainan, dengan baterai baru (arus listriknya kuat) akan ngebut, sementara jika baterainya sudah soak (arus listriknya lemah) jadi pelan.
Kata kunci yang kedua adalah regulasi (pengaturan), yaitu mengatur berapa arus listrik yang diberikan kepada kompresor.
Apa parameternya?
Parameternya adalah perbedaan suhu, yaitu antara suhu ruangan yang sebenarnya dan suhu yang kita inginkan (suhu yang tertera di remote AC).
Jika perbedaan suhunya besar, maka arus yang diberikan juga besar, supaya kompresor bekerja full power.
Bahasa sederhananya, jika kamar belum dingin, ayo dinginkan secepat kamu bisa.
Ini adalah kelebihan pertamanya. “Lebih Cepat”
Setelah beberapa saat suhu kamar turun (menjadi lebih dingin), sehingga perbedaan suhunya juga menjadi lebih kecil, maka arus menjadi lebih kecil, supaya kompresor bekerja slow down. Demikian seterusnya, pada akhirnya kompresor bekerja setengah hati dengan penggunaan arus listrik yang minimal.
Ini kelebihan kedua “Lebih Hemat”
AC konvensional menggunakan thermostat untuk menjaga suhu kamar yang kita inginkan. Dalam arti, suhu yang di set sudah tercapai, maka kompresor mati. Setelah beberapa lama kamar menjadi kurang dingin, kompresor menyala kembali.
Pada AC inverter dengan regulasinya, kompresor tidak pernah mati-nyala, suhu kamar lebih stabil. Kelebihan ketiga “Lebih Akurat”
Tips untuk AC inverter:
o Jenis Refrigerant yang digunakan R410A, saat ini lebih mahal 2-3x dari R22
o Daya listrik rumah harus cukup besar, mengingat pada saat start AC Inverter justru wattnya besar. Besar diawal, sangat kecil di akhir
o Teknis pemasangan agak berbeda dengan AC konvensional, jadi pastikan teknisi AC pernah atau sudah berpengalaman dengan AC inverter
o Jangan pernah menyetel suhu pada remote 18ºC, sebab tagihan listrik akan membengkak. Set lah suhu pada 25 ºC dan bandingkan tagihan listrik dengan tetangga anda.
Jika tujuan anda adalah penghematan bayar listrik, maka AC inverter ini tidak cocok untuk kantor, restaurant, salon atau ruangan untuk kegiatan usaha yang beroperasi siang hari dengan lalu lintas orang keluar masuk ruangan yang terlalu sering.