-->

Tips Menjadi Penulis Produktif Ala Kader PKS

Penulis

Berikut adalah Tips Menjadi Penulis Yang Produktif Oleh Solikhin Abu Izzuddin (Guru Ngaji dan Penulis Buku).
Solikhin Abu Izzuddin
Kata kata inspiratif yang menjadi pegangan beliau adalah sbb:

“Jadilah buku yang bermanfaat meskipun tak punya judul, dan jangan hanya menjadi buku yang berisi judul tanpa ada sesuatu di baliknya.” (Abdul Wahab Azzam)

Tuliskan dan Rasakan
Tulislah apa yang Anda rasakan
Lalu… Rasakan apa yang Anda tuliskan


Dalam menulis, berbagi hati dan berempati dengan siapa saja yang begitu ngebet ingin menulis dan diterbitkan, tapi mengalami penolakan demi penolakan.

Tulisan ini saya maksudkan sekaligus menjadi ruang konsultasi bagi teman-teman yang ingin menulis, namun semangat saja ternyata tidak cukup, perlu dibarengi dengan ilmu dan pengalaman. Jadilah Inspirator dan jadikan tulisan kita sebagai inspirasi kebaikan. Malik bin Dinar berkata, “Seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, maka nasihatnya akan lenyap dari hati orang yang mendengarnya, laksana hilangnya setetes embun dari atas batu yang halus.”

Belajar dari kegagalan demi kegagalan kita mesti terus meneguhkan keyakinan bahwa selalu ada jalan yang Allah sediakan di depan. Hanya saja kita belum menemukannya, dan kita mesti bersabar mengikuti jalan ini. Begitu ketemu uratnya sebagaimana tukang pijat maka semuanya tinggal mengurutkannya dengan mudah. Jadi urat to urut, kalau ini kata saya.

Gagasan Untuk Dakwah

Diantara amal jariyah terbesar adalah menulis buku, ia akan terus mengalirkan pahala meski penulisnya sudah mati.” Ibnul Jauzy - Kitab Shaidul Khatir


Menulis Selezat Memasak
Pertama, memiliki ide dan gagasan yang bersih, segar dan cemerlang. Seperti sebuah nasihat, “Uang tidak akan menghasilkan ide, namun ide akan menghasilkan uang.” Begitu ada ide segeralah dituangkan dalam Lap-Top, lampiran pemikiran top agar tidak hilang. Di sinilah fungsi otak harus dimaksimalkan ke empat kuadrannya. Selama ini otak baru banyak berfungsi untuk mengumpulkan data dan menyimpan data. Nah fungsi ketiga harus dilatih untuk mengolah dan menganalisis data dengan kegiatan berpikir yang cerdas. Sedang fungsi keempat otak mesti dididik untuk menghasilkan karya besar bukan sekadar menjadi penikmat. Itulah muncul otak kreatif –yang kere dan aktif—tidak punya tapi berusaha mengelola keterbatasan. Aplikasinya dengan kerja yang inovatif, melakukan dengan cara yang berbeda.

Kedua, mencari sumber yang bersih, halal dan segar. Bersih artinya betul-betul bsa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Halal berarti bisa dipertanggungjawabkan secara ilahiyah. Segar berarti masih layak dimasak, masih cocok untuk digarap atau disajikan menjadi masakan baru yang unik dan menarik.

Ketiga, menggunakan metode yang khas dan berkualitas. Sama-sama masak dengan bahan yang sama bisa punya hasil yang berbeda. Ini masuk dalam tatakrama berbahasa dan menarasikan gagasan cita-cita dengan citarasa yang indah dan mulia. Temukan cara kita sendiri sehingga ketika ada orang lain meniru, menjiplak, membajak, dan mengklaim tulisan kita, maka sejarah akan berbicara siapa diri kita yang sesungguhnya.

Keempat, mencicipi masakan dengan hati yang bersih, lidah yang fasih dan akal yang jernih. Masakan yang baik, halal, dan lezat tentu akan terasan nikmat oleh orang-orang yang jujur. Hati yang bersih melahirkan kejujuran narasi. Lidah dan lisan yang fasih akan menyajikan kalimat yang cergas dan lugas berintegrita. Akal yang jernih akan mampu membimbing manusia kepada kebaikan dan kebenaran dengan cara yang benar.

Kelima, menyajikan dengan indah dan mulia. Kadang lezatnya masakan menjadi kehilangan selera penikmatnya gara-gara tidak tersaji secara terpuji. Padahal ada makanan yang namanya jorok tapi rasanya elok seperti sate klathak yang enak, mie lethek khas Bantul dan wedang Uwuh yang mungkin bikin penasaran. Demikian juga kita menulis dengan gaya penyajian yang indah dan mulia karena memang ada keindahan dan kemuliaan di dalamnya. Namun keindahan itu akan kehilangan selera bila ternyata di dalamnya hanyalah sampah dan sumpah serapah yang rendah . Na’udzubillah.

Asbabul judul ...

Saya suka membuat istilah baru, cara khas untuk cerdas, spesifik dan unik. Buku ini lahir dengan spirit baru, sebagaimana buku-buku yang saya telah saya tuliskan. Bahwa setiap buku ada asbabul judulnya masing-masing. Di masa mendatang asbabul judul ini berkembang menjadi asbabul training, setiap buku ada trainingnya dan setiap training ada bukunya.

1. Dahsyatnya Doa, Coy!! Tulisan ini agar remaja rajin berdoa. Biasanya remaja ‘kan suka yang simpel praktis, pragmatis dan cepat saji, nah buku itu saya kemas cepat saji buat coy fun’s club.

2. Tarbiyah Dzatiyah adalah pembelajaran diri, antisipasi kelesuan tarbiyah agar futur tak mewabah, tarbiyah tak jadi beban atau dianggap pembawa kesialan. ‘Kan ada yang pakai jillbab sebagai output tarbiyah lalu nggak nikah-nikah, lalu tarbiyah dijadikan terdakwa. Hah, masak? Jadi tarbiyah dzatiyah harus dibangun kembali dalam diri bagaimana seseorang mampu menginstall dirinya secara cepat setiap saat. Inti buku ini adalah kemampuan untuk mengelola potensi diri dan melejitkannya secara tepat di tengah keterbatasan.

3. ZERO to HERO sebenarnya Tarbiyah Dzatiyah Jilid Dua. Buku ini saya tulis karena saya merasakan banyak kader dakwah yang sering kali kehilangan momentum dan tak punya persiapan yang prima karena tak bisa mengelola waktu dengan baik. “Orang yang gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan. Orang yang naik panggung tanpa persiapan maka akan turun panggung tanpa penghormatan.” Akur ‘kan? Awal judul buku ZERO to HERO adalah Dahsyatkan Dirimu. Namun dalam perjalanan, saya dan Mas Fanni CEO Pro-U Media menemukan judul yang lebih pas ZERO to HERO. Bahkan sempat kepikiran kalau trainingnya nanti dengan sponsor minuman yang bener-bener Jozz. Nah, Alhamdulillah belum jadi dan nggak jadi sponsor minuman tersebut karena ternyata minuman itu banyak menimbulkan masalah gangguan kesehatan.

4. Kemudian buku The WAY to WIN melanjutkan sekuel ZERO to HERO pada sesi mujahadahnya alias maju jalannnya agar setelah tersemangati, tertraining dengan buku segera maju. Karena penyakitnya orang ikut motivasi hanya berhenti di motivasi tersebut tidak menindaklanjuti dalam amal diri.

5. Buku The Great POWER of MOTHER saya kemas karena banyaknya orang yang durhaka dan melupakan keluarganya, orang tuanya, khususnya ibunya. Saya berharap yang membaca buku saya akan sadar untuk kembali ke jalan yang benar dan menggali inspirasi yang besar, Doa Ibu Kunci Suksesmu. Inilah inspirasi dahsyat dunia akhirat. Sebelumnya saya menulis Birrul Walidain karena banyak aktivis dakwah yang mengkafir-syirikkan orang tua tanpa berusaha mendakwahi terlebih dulu dengan bijak dan penuh kasih sayang.

6. Buku Happy ENDING full Barokah merupakan sekuel lanjutan dari ZERO to HERO dan The WAY to WIN. Subhanallah saya menemukan judul HERO: Happy Ending full baROkah justeru ketika gagal menaiki mendiang Adam Air dan saat di Banda Aceh saya merenung dan Alhamdulillah ketemu judul tersebut. Jadi kegagalan mesti disyukuri karena itulah cara Allah mendidik atau mentarbiyah kita agar lebih bersabar, bersyukur, ikhlas dan istiqomah. Jadilah trilogi motivasi ZERO to HERO, The WAY to WIN untuk meraih HAPPY ENDING full Barokah.

7. Buku DEADLINE Your Life saya tulis karena gemes dengan orang yang terlalu menggantungkan motivasi dari luar dan dari orang lain. Padahal semestinya motivasi terdahsyat dari dalam diri, Ingat mati agar hidup lebih berarti. Sebab mati itu urusan pribadi dan tanggungjawab pribadinya masing-masing. Saat mati itu kepribadian aseli kita akan bicara “siapa diri kita yang sebenarnya.” Buku ini memang benar-benar motivasi dosis tinggi. Belakangan tagline “Training Motivasi Dosis Tinggi” banyak ditiru oleh orang lain di berbagai tempat.

8. New QUANTUM TARBIYAH ini hadir kembali karena terobsesi untuk melejitkan potensi kader tarbiyah agar segera melakukan lompatan quantum. Saya terinspirasi oleh Imam Hasan Al Banna yang merumuskan 7 Sasaran Dakwah. Beliau memulai dakwah dari warung kopi bukan di mimbar masjid atau di kursi empuk parlemen. Ini seperti saat Nabi memukul batu besar dalam perang Khandaq.

9. Buku SPIRITUAL PROBLEM SOLVING yang saya tulis adalah berangkat share dan inspirasi yang disampaikan Kang Puji Hartono sehingga saya tuliskan. Beliau membuat outline beberapa dan kemudian saya narasikan secara utuh dilengkapi kerangka pemikiran yang memudahkan untuk memecahkan masalah. SPS sejatinya berangkat dari banyaknya orang yang mengeluhkan masalahnya padahal yang mesti dibangun adalah MENEGUHKAN KOMITMEN IBADAHNYA. Karena sebelum jauh-jauh mencari solusi, perbaiki dulu shalat kita, begitu kata Ust.Sulthan Hadi. Dan memang kalau ada masalah, cek dulu ibadah kita jangan buru-buru menyalahkan orang lain atau menyalahkan keadaan.

10. Super Murabbi. Sebuah cara menginspirasi kebaikan dengan cara-cara yang super, yakni surgakan peranmu, surgakan perkataanmu, dan surgakan perhatianmu. Super Murabbi adalah pendidikan diri untuk menaikkan kelas di hadapan Allah dengan akhlakul karimah pendidik yang menjiwai, menginspirasi dan dirindukan. Di dalamnya anda akan merasakan nilai-nilai tarbiyah Rasulullah dalam mendidik para shahabat menjadi mulia sesuai kekhasannya masing-masing.

11. Bersama Ayah Meraih Jannah. Buku ini adalah cara orang tua memantaskan diri menjadi sosok yang layak dihormati, dihargai dan dicintai dengan akhlak yang terpuji. Tidak menunggu sempurna untuk menjadi Ayah yang penuh perhatian. Justeru dalam kekurangan dan keterbatasan bisa membersamai buah hati meraih cita dunia dan meraih jannah.

Saya bahagia…


Saya adalah produk gagal namun saya bahagia. Alhamdulillah, dari 41 buku yang sudah saya tuliskan saya berharap akan terus menjadi sarana dakwah yang efektif dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat. Memang ada yang cetak ulang dan ada yang tidak, seperti buku Menuju Muslimah Kaffah yang pertama kali saya tulis, belum sempat saya kemas ulang untuk diterbitkan. Monggo kalau ada masukan dari teman-teman, karena buku itu saya tulis untuk mendampingi sang isteri bagaimana agar “Menjadi Muslimah yang Kaffah”. Saya tidak menuntut pada isteri saya namun saya berupaya menuntun dengan karya. Asyik kan?

Alhamdulillah, saya bahagia bila tulisan saya bisa menjadi frame atau kerangka yang memudahkan bagaimana menjalani hidup, menemukan potensi, mendahsyatkan dan memanfaatkannya. Sehingga menjadi amal jariyah. Buat teman-teman di YouthCare diantaranya mas Kusnan mengatakan kalau beliau terinspirasi bikin lembaga Training tersebut karena tergugah oleh buku New Quantum Tarbiyah. Alhamdulillah, saya malah baru tahu. Padahal beliau membacanya –saat itu Quantum Tarbiyah—pada saat masih SMA pada tahun 2006. Subhanallah.

Buat-teman yang sedang hendak dan tengah menulis, mari selalu mengoreksi diri agar tidak keluar dari niat awal yakni dakwah. Masalah diterima tidaknya tulisan kita di penerbit itu merupakan kebijakan masing-masing penerbit.

Saya mohon maaf bila ternyata tulisan ini cukup panjang. Semoga suatu saat masih bisa melanjutkan untuk menyapa rekan-rekan semua. Saya berharap untuk bisa selalu menulis dengan bahasa yang ringan agar bisa membuka inspirasi kebaikan. Mudah dan menggugah. Menggelorakan. Mencetak pribadi biasa menjadi luar biasa. Melejitkan potensi menjadi karya.

Akhirnya, “Jangan sampai perhatian Anda hanya nama besar, tujuan Anda hanya gaung dan kehebohan. Berusahalah untuk menaruh perhatian pada perbuatan bukan pada ucapan, berminat pada hakikat bukan kulit luar, berusaha keras melaksanakan kewajiban bukan popularitas, dan mencari ridha Allah bukan muka manusia.” (Abdul Wahhab Azzam – Buku Happy Ending full Barokah)

Allahu A’lam bish shawab.

Solikhin Abu Izzuddin
@pkshol | Penulis |guru ngaji Ndeso | inspirator gaul anti galau

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel