Analisa Usaha Ternak Ayam Potong Broiler / Lehor
Tuesday, 17 November 2015
Edit
Ternak Ayam Potong Broiler atau Lehor |
Kali ini kita akan membahas mengenai beternak Ayam Potong. Menguntungkan atau seperti bagaimanakah prospek dari bisnis ayam potong?
Daging ayam merupakan daging favorit orang Indonesia. Semua orang Indonesia suka makan daging ayam.
Beberapa waktu yang lalu, bisnis ayam potong sempat mengalami kemunduran ketika flu burung melanda dunia.
Namun, sekarang isu flu burung sudah menghilang, kesempatan untuk memulai bisnis ini mulai menguat kembali.
Ayam yang umum dikembangkan sebagai ayam potong adalah ayam ras pedaging atau broiler. Ayam ras pedaging tersebut merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Selain itu ayam broiler juga meiliki kelebihan karena hanya dengan waktu 5-6 minggu sudah bisa dipanen.
Bagaimana agar usaha ternak ayam potong bisa menghasilkan dengan hasil yang maksimal.? Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Kandang
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras yaitu:
- Persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35ยบ C
- Kelembaban berkisar antara 60-70%
- Penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada
- Tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang
- Model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang baterai.
2. Peralatan
- Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
- Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
- Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
-Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
- Alat-alat yang lainnya
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
b. pertumbuhan dan perkembangannya normal
c. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
d. tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/ DOC (Day Old Chicken)/ ayam umur sehari:
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Sementara untuk pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Analisa Ekonomi
a. Pengeluaran
1). Modal tetap, meliputi:
a) Kandang ayam ukuran 3×3 m : 5 buah :Rp.300.000
b) Tempat minum ayam : 10 buah :Rp.60.000,-
c) Tempat makan ayam : 10 buah :Rp.40.000,-
d) Lampu penerangan : 4 buah :Rp.20.000,-
Jumlah :Rp.420.000
2). Modal tidak tetap, meliputi:
a) Pembelian anak ayam sebanyak 200 ayam : Rp100.000,-
b) Pembelian Kosentrat (BR) 5 karung @50 kg :Rp. 625.000,-
c) Pembelian obat-obatan : Rp.100.000,-
d) Biaya listrik : Rp. 25.000,-
Jumlah : Rp. 850.000,-
Modal total : Rp.1270.000,-
3). Penyusutan modal tetap : Rp. 50.000,-
Total pengeluaran : Rp.900.000,-
Hasil yang diharapkan dalam satu kali periode panen usaha ini,
Bobot berat ayam sekarang menjadi + 1,5 – 2 kg dari berat sebelumnya.
b. Pemasukan
Catatan = Harga 1kg daging ayam =Rp.10.000,-
1). Hasil penjualan ayam
Pada kandang ukuran 3×3 m @1.5kg = Rp15.000,-
Maka : 50 ayam x Rp.15.000,- = Rp.750.000,-
2). Karena ada 5 buah kandang ayam, maka 5x Rp,750.000,- = Rp.3.750.000.-
3). Jadi total pendapatan = Rp.3.750.000,-
c. Keuntungan
Keuntungan bersih selama satu periode panen (4-5 minggu)= Rp3.750.000 – Rp.850.000,- = 2.900.000,-
Jadi keuntungan rata-rata setiap bulan + Rp.2.900.000,-
Hitung hitungan di atas tentunya berbeda beda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Anda bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.